Dakwah setan vs Dakwah Tauhid–mengenal ciri perdukunan

Dakwah setan vs Dakwah Tauhid–mengenal ciri perdukunan

​Islam berjaya di Era Salafus Salih karena, 13 tahun awal nabi berdakwah hanya dikhususkan menanamkan Tauhid, memberangus budaya tahyul dimana anak-anak perempuan dikubur hidup-hidup karena di anggap membawa sial, 

Menggantungkan nasib ketika akan musafir melihat “petunjuk” dari perilaku burung-burung  dll (tathoyur), 

Memasuki tempat angker meminta izin pada mahluk halus bukan memohon perlindungan yang mengatur alam semesta, puncak kesesatannya adalah pemujaan berhala-berhala. Kembalilah pada Islam yang Kaffah.

Ketika kita kembali pada pokok pola fikir yang benar (Al quran dan As sunnah, maka kita sejatinya sedang meraih Kegemilangan sejati sebagai MahluqNya.


Mengenal sosok pak dukun
 “Dukun” versi Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah : “Orang yang pekerjaannya menolong orang susah dan sakit, mengobati, memberi jampi-jampi dan mantra, dan konon, diantaranya melakukan kegiatannya lewat kemampuan tenaga gaib”

Ada beberapa istilah dalam bahasa arab yang maknanya agak dekat dengan kata dukun. Masing-masing istilah menunjukkan spesialisasi dukun tersebut.

1. ‘Arraaf

Kata ‘arraf disebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya “ barang siapa mendatangi ‘arraf lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak satu shalatpun yang diterima selama empat puluh hari” (HR.Muslim dan Ahmad)

Imam al-Khoththaby menyebutkan bahwa ‘arraf adalah orang yang mengaku mengetahui barang yang dicuri, tempat orang hilang atau yang semisalnya. Yakni mengetahui secara gaib hal-hal yang sedang dan tengah terjadi.

2. Kahin

Kata kahin terkadang memiliki makna yang sama dengan ‘arraf, tetapi juga memiliki definisi yang khusus. Masih menurut al-Khoththaby, beda ‘arraf dan kahin adalah kalau ‘arraf itu dukun yang mengaku bisa menebak kejadian yang telah dan sedang terjadi, sedangkan kahin adalah orang yang mengaku mengetahui yang ghaib dan mengabarkan berdasarkan “wahyu” dari setan. Biasanya dia berkata , “akan terjadi peristiwa ini dan itu …. Pada hari ini dan itu …”

Orang seperti ini menjalin hubungan dengan setan-setan yang akan memberitahukan kepadanya berita yang akan datang dari langit. Setan-setan itu mencuri berita dari langit, selanjutnya dukun tersebut membubuhkan kebohongan-kebohongan pada berita itu dan menyampaikannya kepada manusia. Apabila sesuatu yang dia kabarkan benar-benar terjadi maka manusia akan mempercayainya sebagai orang yang tahu sesuatu yang ghaib.

Kata kahin disebut dalam firman Allah ta’ala: “Maka tetaplah memberi peringatan, dan kamu disebabkan nikmat rabbmu bukanlah seorang kahin dan bukan pula seorang gila” (QS.ath-thur 29)

Dan firman Allah ta’ala: “Dan bukan pula perkataan kahin. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya” ( QS.al-Haaqqah 42).

Ibnu katsir rahimahullah menafsirkan kahin, yakni orang yan memiliki pandangan yang didapatkan dari jin yang mencuri dengar dari langit.

Kata kahin juga disebut dalam hadits Nabi shalaullahu a’alaihi wasallam.: “Barang siapa yang mendatangi seorang kahin kemudian membenarkan (meyakini) apa yang dia ucapkan maka sungguh dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.”(HR.At-Turmudzi, Ibnu Majah dan Ahmad).

3. Munajjim (Ahli Nujum)

Ahli nujum adalah orang yang menghubung-hubungkan peristiwa-peristiwa kosmologi dengan kejadian-kejadian di bumi. Artinya seorang ahli nujum itu mengkaitkan fenomena yang telah atau akan terjadi di bumi dengan letak dan posisi bintang-bintang, waktu terbit dan tenggelamnya serta yang semisalnya. Termasuk ramalan bintang.

Perbuatan ini termasuk satu jenis sihir dan perdukunan. Sehingga diharamkan karena hanya berdasar pada ketidakpastian yang tidak ada hakikat kebenarannya sama sekali. Sejatinya tidak ada korelasi antara apa yang terjadi di bumi dengan apa yang terjadi di langit. Dulu ada keyakinan jahiliyah bahwa gerhana matahari dan bulan tidak lain sebagai pertanda kematian seorang yang agung. Maka ketika Ibrahim putra nabi Muhammad shalaullahu a’alaihi wasallam. Nabi menggugurkan keyakinan tersebut, beliau bersabda, “sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena meninggal atau hidup(lahir)nya seseorang”.

Keyakinan ini termasuk syirik akbar apabila dipercaya bahwa bintang-bintang itu ikut mengatur rangkaian kejadian di alam semesta.

Tetapi ada jenis lain dari ilmu perbintangan yakni menjadikan terbitnya bintang sebagai petunjuk akan masa, musim, waktu penyemaian, dan panen, serta yang semisalnya. Maka jenis ilmu ini diperbolehkan karena dipergunakan untuk urusan-urusan duniawi.

Sedangkan jenis ke tiga yakni mempelajari ilmu perbintangan untuk mengetahui waktu-waktu sholat, arah kiblat, dan semisalnya yang termasuk perkara-perkara yang disyariatkan. Maka hokum mempelajari ilmu ini di syariatkan dan kadangkala menjadi fardhu kifayah atau fardhu ‘ain.

4. Sahir

Sihir secara bahasa berarti sesuatu yang halus dan lembut sebabnya. Disebut sihir karena ia terjadi dengan perkara yang tersembunyi yang tidak terjangkau oleh penglihatan manusia.

Sedangkan menurut syariat sihir adalah ‘azimah, Ruqyah, buhulan (tali), ucapan, obat-obatan dan asap kemenyan. Sihir memiliki hakikat. Di antaranya ada yang mempengaruhi jiwa dan badan, sehingga membuat orang sakit, membunuh, memisahkan antara suami dengan istrinya, dan semua itu terjadi dengan taqdirkauniyah Allah Subhanahu waTa’ala. Ia adalah perbuatan setan. Dan sebagian besar dari padanya tidak dapat diperoleh kecuali melalui syirik dan mendekatkan diri kepada ruh-ruh jahat dengan sesuatu yang disenanginya, serta mendapatkan pelayanan (khidmah)nya dengan menyekutukannya kepada Allah Subhanahu waTa’ala. Karena itu pembawa Syariat menyebutkan bersama dengan syirik. Nabi shallallaahu ‘alaihi wasalam bersabda:

“Jauhilah tujuh perkara yang membawa kepada kehancuran.” Para sahabat bertanya, “Apakah ketujuh perkara itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu syirik kepada Allah Subhanahu waTa’ala, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah Subhanahu waTa’ala kecuali dengan sebab yang dibenarkan agama, memakan riba, memakan harta anak yatim, membelot dalam peperangan dan melontarkan tuduhan zina terhadap wanita-wanita mukminah yang terjaga dari perbuatan dosa dan tidak tahu menahu tentangnya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Kedustaan para dukun

Ketahuilah sodaraku bahwa d ukun adalah wali syaitan itu yang harus di ingat dan di catat. Meskipun ia mengaku membawa ilmu putih bukan ilmu hitam atau mereka dijuluki dengan sebutan pak kyai, ustadz, tabib, pakar pengobatan alternatif, atau bahkan disebut sebagai Wali Allah sekalipun tetap saja mereka adalah dukun. Karena nama tidak merubah hakekat seperti bunga untuk istilah riba, atau sirup untuk minuman keras. Oleh sebab itu wajib bagi kaum muslimin untuk waspada dan menjauhi mereka.

Meskipun dukun bisa menampakkan keanehan dan keajaiban, maka hal itu tidak bisa dijadikan sebagai dalil untuk membenarkan mereka. Karena karamah itu hanya diberikan Allah kepada wali-wali-Nya. Padahal hakekat wali Allah adalah hamba yang beriman dan bertakwa (lihat Fath al-Majid, hal. 287).

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Ketahuilah, sesungguhnya para wali Allah itu tidak perlu merasa takut dan tidak pula sedih. Yaitu orang-orang yang beriman dan senantiasa menjaga ketakwaan.” (QS. Yunus: 62-63)

Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, beliau berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya dukun-dukun itu biasa menuturkan kepada kami lantas kami jumpai bahwa apa yang mereka katakan itu benar/terbukti, -bagaimana ini-.” Maka Nabi menjawab, “Itu adalah ucapan benar yang dicuri dengar oleh jin (syaitan) kemudian dia bisikkan ke telinga walinya (dukun) dan dia pun menambahkan seratus kedustaan di dalamnya.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim [7/334])

Diantara dalil akan kebohongan para dukun adalah:

Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan. (QS. As Saba’:14)-1

(Tatkala Kami tetapkan kematian atas Sulaiman ..) yaitu: Kami wafatkan Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya kecuali rayap yang memakan tongkatnya, tatkala rayap-rayap memakan tongkatnya hingga rusak maka tersungkurlah Nabi Sulaiman ke tanah, semua itu terjadi karena permintaan Nabi Sulaiman ‘alaihis salam kepada Allah untuk tidak memperlihatkan kematiannya kepada para Jin, supaya manusia mengetahui bahwasanya Jin sedikitpun tidak mengetahui perkara ghaib seperti yang para jin da’wakan.

Nabi Sulaiman ‘alaihis salam wafat dalam keadaan bertumpu pada tongkatnya ketika sedang sholat di mihrabnya, pada waktu itu juga para jin sedang bekerja dan mereka tidak mengetahui wafatnya Nabi Sulaiman, ketika waktu sudah berlalu dan rayap-rayap mulai memakan tongkatnya jatuhlah Nabi Sulaiman ke tanah, dari situlah diketahui seandainya para jin itu tahu perkara ghaib maka mereka akan tahu kematian Nabi Sulaiman, mereka tetap bekerja keras untuk waktu yang lama dalam pengabdian kepada Nabi Sulaiman dengan keadaan tidak tahu (bahwa Nabi Sulaiman telah wafat).

Begitu juga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kita sama sekali tidak tahu yang gaib sebgaimna Allah berfirman, artinya: “katakanlah tidak ada yang mengetahui keghaiban dilangit dan dibumi kecuali Allah” (QS. An-naml; 65)

 Dan dalam firmannya yang lain yang artinya, Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfa’atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman” (QS Al A’raaf [7]:188) .

Dua ayat ini jelas bahwa Allah telah mengumumkan bahwa tidak ada yang mengetahui hal yang ghaib dilangit dan dibumi kecuali Allah ta’ala maka barangsiapa yang mengaku-ngaku mengetahui hal yang ghaib, maka sungguh ia telah mendustakan Allah dan rasul-Nya dalam khabar ini.

Berkata syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

dalam bukunya Risalah fi Hukmi as-Sihr wa al-Kahanah menetapkan bahwa barang siapa yang berkeyakinan Rasulullah mengetahui hal ghaib maka ini adalah keyakinan kufur yang pelakunya dianggap sebagai orang kafir karena melakukan kekufuran yang besar

Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin-rahimahullah- telah di tanya dalam kitabnya Fatawa Arkan Al-Islam (hal. 40), “Apa hukumnya orang yang mengaku tahu perkara ghaib?”

Maka beliau menjawab “Hukumnya orang yang mengaku tahu perkara ghaib bahwa ia kafir, karena ia adalah orang yang mendustakan Allah -Azza wa Jalla- . Allah -Ta’ala- berfirman,”Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan”. (QS.An-Naml : 65).

Lihatlah Apabila Allah -Azza wa Jalla- memerintahkan Nabi-Nya Muhammad -Shollallahu ‘alaihi wasallam- untuk mengumumkan kepada orang banyak (publik) bahwa tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah. Apabila demikian, maka sesungguhnya orang yang mengaku tahu perkara ghaib telah mendustakan Allah -Azza wa Jalla- dalam berita (ayat) ini. Kami katakan kepada mereka (para pendusta itu), “Bagaimana mungkin kalian bisa mengetahui, sementara Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tidak mengetahui perkara ghaib?! Apakah kalian lebih mulia ataukah Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- ?!” Jika mereka berkata, “Kami lebih mulia daripada Rasul”, maka mereka ini kafir, karena ucapan ini. Bila mereka berkata, “Beliau lebih mulia”, maka kami katakan, “Kenapa dihalangi (disembunyikan) bagi beliau perkara ghaib, sedang kalian malah bisa tahu?! Padahal Allah -Azza wa Jalla- sungguh telah berfirman tentang diri-Nya,

Kalau ada yang bertanya bagaimana dengan

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang memberitahukan kepada umatnya tentang perkara ghaib seperti menghabarkan tentang malalaikat dan jin atau hari kiamat? maka jawabannya adalah karena beliau telah di beritahu oleh jibril, berdasarkan al-khabar as-sadiq (pemberitaan valid) dari Allah Azza wa Jalla seperti pengetahuan tentang malaikat, jin, adanya akhirat, dll. Juga Rasulullah mengetahui tentang ghaib berdasarkan pengalaman beliau “diperjalankan” hingga sampai kepada Allah Azza wa Jalla dengan peristiwa Isra Mi’raj, adapun dari sisi beliau sendiri tanpa ada wahyu maka beliau sama seperti kita manusia yang tehalangi bagi kita hal-hal yang gaib.

Ciri-ciri peraktek perdukunan

Di antara ciri-ciri yang sangat kental dengan peraktek perdukunan atau paranormal sebagai berikut:

1. Jika kita datang kepada pak dukun, maka ia akan menanyai informasi tentang kita, dan yg penting adalah namanya da nama ibunya.

2. Menanyakan hari lahir dan (pasarannya bagi dukun jawa), Apa lahir pagi, siang atau sore. pasarannya: Pon, wage, kliwon dan sebagainya.

3. kadang dukun mengambil sesuatu dari anggota badan korban seperti rambut, atau kuku, atau pakaian dalam untuk membatu mempercepat sihir.

4. kadang dukun menyuruh untuk supaya pasiennya tidak keluar rumah bertapa atau menyepi di tempat tertentu yang tidak tersentuh cahaya matahari dalam beberapa waktu dan ini adalah cara cepat melakukan hubungan dengan jin dan setan.

5. kadang dukun menyuruh untuk menjauhi air selama 40 hari, dan jelas ini adalah tahap melakukan kekufuran karena dengan menjauhi air berarti menjauhi wudhu’ dan shalat. Dan itu wajar karena setan suka akan kotoran dan najis. Berkata syaikhul islam ibnu taimiyyah ketika berbicara tentang sahir: mereka adalah manusia yag tidak pernah bersuci, berwudhu, tidak pernah shalat dan selalu mediami tempat-tempat kotor.

6. kadang pasien di suruh untuk menguburkan benda-benda tertentu atau membakar kertas yang sudah di mantrai dan di hirup asapnya atau di masukan keair dalam gelas kemudian di minum

7. Solusinya, adalah memberikan mantra-mantra, yg terkadang ayat-ayat Al Qur’an atau doa-doa yang dicampur dengan kalimat-kalimat jahiliyah dan tak jarang tulisan tulisan ayat itu di suruh untuk di lumuri dengan darah haid dan najis serta kotoran. Contohnya: Aji Semar Mesem untuk Penglarisan, Aji Jaran Goyang untuk penggaet cewek.

8. Meminta sesajen:menyan, kembang setaman, buah-buahan yg sulit didapat, atau menyuruh untuk menyembelih binatang-binatang yg langka, telur dan sebagainya. Contohnya: Minta syarat menyembelih kambing kerdil, atau kucing, ayam hitam, atau tikus yatim dan lain-lain yang pada dasarnya semua syarat itu datang dari setan.

9. Atau memberikan jimat-jimat, rajah, wifiq,haikal yang ditulis dalam bahasa arab,dimasukkan dalam ikat pinggang, rompi, kain kandutan.Ketahuilah bahwa tulisan –tulisan arab itu adalah nama-nama jin, nama-nama syaithon, seperti jaljalut, syam’un, syalatat, hamdholah, hilwah, banalah, wakbar, yang nama-nama itu menyerupai kalimat-kalimat thoyyibah.

10. Bisa memberikan info ghaib, tentang keberadaan jin dan makhluk ghaib lainnya. Bisa melihat jin. Bisa mencari barang yg hilang, bisa mencari orang yg hilang. Orang yang bisa melihat jin dan syaithon berarti dia juga mempunyai jin dan syaithon didalam tubuhnya, didalam matanya, atau didalam benak hatinya.

Ketahuilah bahwa yang bisa melihat jin dan alam jin hanya para Nabi dan Rasul, juga para waliyullah saja. Dan kalau orang biasa, maka dia pastilah wali syaithon! Walaupun dia seorang ustadz atau kyai, atau bahkan dia mengaku dirinya seorang waliyullah?

11. Memamerkan dirinya punya kekuatan ghaib. Seperti  mengaku punya ilmu tenaga dalam, Atau punya ilmu kekebalan. Ini adalah ilmu jin yang sesat, malah sering diajarkan di pesantren-pesantren. Na’udzubillah, itu guru kebal di pesantren-pesantren yg mengajarkan ilmu kekebalan harus segera bertaubat, itu ilmu jin dan ilmu iblis. Bukan Ilmu putih apalagi imu Allah, atau punya ilmu telepati, hipnotis, ilmu pukulan jarak jauh, transfer energi positif, membuang energi negatif, bisa menangkap jin dan memasukkannya dan mengurungnya dalam botol, rogo sukma, terawangan, pelet, susuk, asma’, reiki, kundalini, prana, energi ilahi, gendam, santet. Semua ilmu-ilmu ini adalah ilmu sihir dan bisa mengkafirkan kapeda orang-orang yg memepelajarinya karena mereka adalah antek-antek setan.

12. Memberikan ramalan-ramalan dengan kartu tarot, bintang-bintang

13. Tathoyyur, suka menghubung-hubungkan peristiwa alam dengan nasib baik dan buruk orang.

14. Memakai media manusia atau barang untuk berhubungan dengan alam ghaib atau memohon bantuan ghaib. Contoh dengan keris atau batu-batu akik atau barang-barang yang dianggap pusaka.

15. Memberikan amalan-amalan bid’ah dengan niat taqorub illallah,atau amalan sunnah tapi dengan cara bid’ah atau syirik.

16. Bisa mengembalikan kiriman sihir atau santet, bisa mengetahui sakit orang dari jarak jauh tanpa kenal orangnya.

17. Bisa mencabuti sihir dan mengeluarkan benda-benda sihir dari tubuh pasiennya tanpa alat bedah dokter.

18. Bisa melakukan pemagaran /benteng ghaib dengan tenaga dalam agar tidak ada gangguan jin.

19. Bisa memindahkan penyakit pada hewan, pengobatan jarak jauh.

( untuk lebih luas pembahasan akan hal ini anda bisa lihat di kitab irsyad an-nadhir ilaa ma’rifati alamati as-sahiir dan juga ahkamu at-ta’amul maaljin liabi an-nasr muhammad bin abdillah Al-Imam hal.60).

Tinggalkan komentar